Wednesday, March 22, 2017

Nama-Nama Bulan Hijriyah



Pada suatu hari sang guru bertanya kepada murid-muridnya, “bulan apa sekarang anak-anak?” serentak muridnya menjawab, “Maret!” sang guru melanjutkan, “Bagus! Sekarang siapa yang tahu bulan hijriyahnya?” seketika kelas pun menjadi sunyi senyap.

Potongan cerita di atas sangat memungkinkan terjadi. Setiap orang pasti telah hafal nama-nama bulan Masehi, namun sangat jarang orang yang hafal nama-nama bulan Hijriyah. Oleh karena itu artikel sederhana ini akan mengungkapkan nama-nama bulan Hijriyah, yaitu:

1.      Muharram
2.      Shofar
3.      Rabbi’ul Awal
4.      Rabbi’ul Akhir
5.      Jumadil Awal
6.      Jumadil Akhir
7.      Rajab
8.      Sya’ban
9.      Romadhon
10.  Syawal
11.  Dzulqo’dah
12.  Dzulhijjah

Demikian tulisan singkat ini dicukupkan sampai di sini. Semoga bermanfaat.

Sumber Gambar: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhv9rL7WNvvegd4ReF2tfzcdSbHB9HHJ-BnsXuugohUVwFnddexo0bOcRveUGnaWlFrQJrZjbEyNzgSOjN7TP70AuFXsl1OlQGIBkzEAueqDMAD6UY_LNiey75skBMuKFj33dU5krZCMBE/s1600/D.jpg

Tuesday, March 14, 2017

Sholat Istikhoroh


Apa itu sholat istikhoroh?
Sholat istikhoroh adalah sholat yang dilakukan seseorang untuk meminta petunjuk kepada Allah, ketika menghadapi kesulitan untuk menentukan suatu pilihan.

Apa hukumnya?
Hukumnya sunnah. Artinya jika dikerjakan mendapat pahala, jika ditinggalkan tidak berdosa.

Apa dalilnya?
عَنْ جَابِرٍ رضي الله عنه قَالَ : كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يُعَلِّمُنَا الاسْتِخَارَةَ فِي الأُمُورِ كُلِّهَا كَمَا يُعَلِّمُنَا السُّورَةَ مِنْ الْقُرْآنِ
”Dari Jabir r.a.: Rasulullah mengajarkan kami ber-istikharah dalam seluruh perkara sebagaimana beliau mengajar kami surat Al-Quran...."

Bagaimana caranya?
Sholat istikhoroh dilakukan dua roka’at. Niatnya, “saya niat sholat istikhoroh dua roka’at, sunah, karena Allah ta’ala”. Kemudian dilakukan seperti sholat sunnah pada umumnya. Ada yang mengatakan setelah membaca QS. Al-Fatihah pada roka’at pertama, bacalah QS. Al-Kafirun, dan di roka’at kedua bacalah QS. Al-Ikhlas. Setelah salam, lalu membaca doa:

اَللهُمَّ اِنِّى اَسْتَخِيْرُكَ بِعِلْمِكَ وَاَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ وَاَسْئَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ. فَاِنَّكَ تَقْدِرُ وَلَآاَقْدِرُ وَتَعْلَمُ وَلَآاَعْلَمُ وَاَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوْبِ. اَللهُمَّ اِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ اَنَّ هذَااْلاَمْرَ……خَيْرٌلِّىْ فِىْ دِيْنِىْ وَمَعَاشِىْ فَاقْدُرْهُ لِىْ وَيَسِّرْهُ لِىْ ثُمَّ بَارِكْ لِىْ فِيْهِ وَاِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ اَنَّ هذَااْلاَمْرَ……شَرٌّلِّىْ فِىْ دِيْنِىْ وَمَعَاشِىْ وَعَاقِبَةِ اَمْرِىْ وَعَاجِلِهِ وَآجِلِهِ فَاصْرِفْهُ عَنِّىْ وَاصْرِفْنِيْ عَنْهُ وَاقْدُرْلِى الْخَيْرَحَيْثُ كَانَ ثُمَّ رَضِّنِىْ بِهِ
“Wahai Allah, bahwasanya aku mohon pilihan olehMu dengan ilmu-Mu, dan mohon kepastian-Mu dengan kekuasaan-Mu, serta mohon kepada-Mu dari anugerah-Mu Yang Maha Agung, karena Engkaulah Dzat yang berkuasa, sedang aku tiada kuasa, dan Engkaulah Dzat Yang Maha Mengetahui, sedang aku tiada mengetahui, dan Engkaulah Dzat yang mengetahui yang ghoib. Wahai Allah, jika adanya, Engkau ketahui bahwa urusan ini ........ adalah baik bagiku, untuk duniaku, akhiratku, penghidupanku, dan akibat urusanku untuk masa sekarang maupun besoknya, maka kuasakanlah bagiku dan permudahkanlah untukku, kemudian berkahilah dalam urusan itu bagiku. Namun jikalau adanya, Engkau ketahui bahwa urusan itu ......... menjadi buruk bagiku, untuk duniaku, akhiratku, penghidupanku, dan akibatnya persoalanku pada masa sekarang maupun besoknya, maka hindarkanlah aku dari padanya, lalu tetapkanlah bagiku kepada kebaikan, bagaimanapun adanya kemudian ridhoilah aku dengan kebaikan itu”.

Bagaimana cara mendapatkan jawaban setelah sholat istikhoroh?
Sebagian orang mengatakan jawaban istikhoroh akan muncul dalam mimpi, ada pula yang mencarinya dengan cara membuka Al-Qur’an secara acak, atau pertanda-pertanda lainnya. Namun semua itu tidak ada landasan dalilnya. Pada dasarnya sholat istikhoroh adalah bentuk doa kita kepada Allah, maka setelah berdoa dan berusaha, pilihan ada di tangan kita. Diri kita sendirilah yang menentukan pilihan itu, dan dengan istikhoroh kita memohon kepada Allah agar meridhoi pilihan itu dan dimudahkan semua urusan kita.

Demikian sekilas tentang sholat istikhoroh, semoga bermanfaat.


Wallahu a’lam bishowab.

Sumber Gambar: http://www.ummi-online.com/po-content/po-upload/Apakah-Tiap-Istikhoroh-Selalu-Mendapat-Jawaban1.jpg

Thursday, March 9, 2017

Maf’ul Mutlaq



Maf’ul mutlaq merupakan salah satu isim yang harus dinashobkan. Apa itu maf’ul mutlaq? Maf’ul mutlaq ini sering juga disebut masdar. Lalu apa itu masdar? Masdar adalah kata benda yang berasal dari kata kerja. Ada pula yang mengatakan masdar adalah lafadz yang terletak pada urutan ke-tiga dalam urutan tasrifan. ( ضرب – يضرب - ضربا ), lafadz ضربا adalah masdar. Namun belum tentu semua masdar menjadi maf’ul mutlaq. Suatu masdar disebut maf’ul mutlak ketika masdar itu dijadikan sebagai pelengkap yang menunjukkan penegasan, jenis, atau bilangan suatu pekerjaan.
Contoh maf’ul mutlaq sebagai penguatan kata kerja:
ضَرَبْتُ زَيْدًا ضَرَبًا
“Aku telah memukul Zaed dengan sebenar-benarnya pukulan”
Contoh maf’ul mutlaq sebagai jenis kata kerja:
ضَرَبْتُ زَيْدًا ضَرَبَ الْاَمِيْرِ
“Aku telah memukul Zaed seperti pukulan raja”
Contoh maf’ul mutlaq sebagai bilangan kata kerja:
ضَرَبْتُ زَيْدًا ضَرَبَتَيْنِ
“Aku telah memukul Zaed dengan dua kali pukulan”

Maf’ul mutlaq terbagi dua, lafzi dan maknawi. Jika lafadz maf’ul mutlaq itu sesuai dengan fiilnya (kata kerjanya) maka disebut maf’ul mutlaq lafzi, seperti contoh-contoh di atas semua. Sebaliknya jika tidak sesuai, maka disebut maknawi. Contohnya:
جَلَسْتُ قُعُوْدًا
“Aku duduk dengan sebenar-benarnya duduk”

Maf’ul Mutlaq yang Bukan Masdar
Terkadang lafadz-lafadz yang bukan masdar dapat pula menjadi maf’ul mutlaq karena menggantikan posisi masdar. Contoh-contohnya sebagai berikut:
  1. Lafadz كل dan بعض yang diidofatkan dengan masdar
فَلَا تَمِيْلُ كُلَّ الْمَيْلِ
“Maka janganlah engkau terlalu cenderung terhadap apa yang engkau cintai”
  1. ‘Adad (bilangan)
فَاجْلِدُوْهُمْ ثَمَانِيْنَ جَلْدَةً
“Maka deralah mereka dengan 80 kali deraan”
  1. Isim alat
ضَرَبْتُهُ عَصًا
“Aku memukulnya dengan tongkat”

Demikianlah sekelumit pembahasan tentang maf’ul mutlaq, semoga bermanfaat.

Sumber: Mutamimah


Wallahu a’lam bishowab.

Sumber Gambar : http://setaras.com/wp-content/uploads/2016/06/kitab2.jpg