Thursday, February 23, 2017

Proses Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga


A.  Proses Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga Pranikah
Betapa pentingnya Pendidikan Agama Islam di dalam keluarga, karena dengan Pendidikan Agama Islam inilah seseorang akan mencapai derajat kesempurnaanya sebagai manusia untuk mencapai ridha Allah. Kemudian pertanyaan yang muncul adalah sejak kapan Pendidikan Agama Islam itu dimulai? Agama Islam dengan segala kesempurnaanya telah mengatur dan menjelaskan bahwa Pendidikan Agama Islam dimulai bahkan sejak saat sebelum seseorang menikah, yaitu sejak tahap mencari calon pasangan hidup. Peribahasa mengatakan “buah jatuh tidak jauh dari pohonnya” artinya sikap serta tingkah laku seorang anak tidak akan jauh berbeda dengan orang tuanya. Maka bagi para calon orang tua, harus benar-benar serius dalam memilih calon ayah atau ibu dari anak-anak kita. Mengenai hal ini ada sebuah hadits yang berbunyi:
عن ابي هريرة رضي الله عنه قال تنكح المراة لاربع لمالها و لنسبها ولجمالها و لدينها فاظفر بذات الدين تربت يداك (رواه البخاري)
Artinya: “Dari Abi Hurairah RA, Dari Nabi SAW bersabda; “Dinikahi wanita itu karena empat hal: karena hartanya, karena keturunannya karena kecantikannya, dan karena agamanya. Maka hendaklah kamu mencari yang beragama, niscaya akan selamat kedua tanganmu” (HR. Bukhari).
Dari hadits tersebut diterangkan bahwa setidaknya ada empat kriteria dalam memilih pasangan hidup, yakni harta, keturunan, kecantikan dan agamanya. Seandainya empat hal itu ada pada diri seseorang, maka dia adalah calon pasangan hidup yang terbaik. Namun pada kenyatannya kriteria tersebut sangat sulit untuk terpenuhi semuanya, karena manusia pada dasaranya pasti memiliki kelebihan dan kekurangan tertentu. Maka di ujung hadits tersebut ada penguatan bahwa kriteria yang keempatlah yang harus menjadi perhatian utama, yakni karena agamanya. Karena dengan agama yang kuat, maka seseorang akan dapat saling mengarti dan memahami keadaan pasangannya. Ia tidak akan banyak menuntut, dan akan melakuakan segala sesuatunya hanya untuk mencari keridhaan Allah SWT.
Setelah mengetahui kriteria yang tepat dalam memilih calon pasangan hidup, langkah awal yang dapat dilakukan ialah “ta’aruf” atau perkenalan, yaitu proses mencari informasi yang dibutuhkan mengenai sang calon. Setelah memiliki keyakinan terhadapnya, kemudian melakukan “khitbah” yaitu proses peminaganatau bahasa lainnya dikenal dengan pertunangan. Selama proses pranikah, ada banyak batasan-batasan yang tidak boleh dilanggar. Sejak saat inilah Pendidikan Agama Islam dimulai, jika selama proses pra-nikah berjalan sesuai dengan apa yang telah digariskan oleh Allah SWT, maka diharapkan akan dapat mencapai tujuan keluarga yakni sakinah, mawaddah dan rohmah.

B.  Proses Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga saat Nikah
Proses Pendidikan Agama Islam pada saat nikah lebih menekankan pada terpenuhinya seluruh rukun dan syarat nikah. Pernikahan juga hendaknya tercatat di administrasi negara, agar memiliki kekuatan hukum, dan mencegah munculnya kemudharatan. Dalam Islam juga mengenal Walimatul Urus, bahkan ada yang mengatakan hal itu wajib berdasarkan hadits yang artinya: “Adakanlah walimah sekalipun hanya dengan seekor kambing.” (HR. Abu Dawud). Namun yang harus diperhatikan disini ialah tidak harus memaksakan diri dan berlebihan.
Mengenai nikah, hal yang utama ialah tentang menghasilkan keturunan. Dalam Islam, ada tata cara dalam bersetubuh antara suami istri. Diantaranya yaitu sebelum melakukan hubungan, hendaknya berwudhu, lakukan shalat sunnah dua rokaat, berdoa, berias diri, memakai wewangian dan sebagainya. Jika hal-hal tersebut dilaksanakan, diharapkan nantinya akan menghasilkan keturunan yang qurruta a’yun, yang indah dipandang mata dan menyejukkan hati, bukan terpaku dari parasnya tetapi dari segala silkap dan tingkah lakunya.

C.  Proses Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga Pasca Nikah
Pendidikan Agama Islam pasca nikah dimulai sejak sang istri hamil, selama hamil seorang calon ibu tersebut, hendaknya lebih mendekatkan diri kepada Allah, perbanyak berdzikir dan membaca Al-Qur’an. Ajaklah calon bayi untuk berbicara, karena sebenarnya di dalam kandungan pun sang calon bayi telah dapat mendengar. Kemudian setelah bayi lahir, hendaknya dikumandangkan adzan dan iqomat di kedua telinganya, beri ia nama yang baik, yang memiliki makna tertentu sebagai doa untuknya.
Kemudian di masa keemasannya yakni masa balita dari 0 – 5 tahun, mulai tamankan Islam di dalam hatinya, ajak ia untuk mulai mengenal sholat, dan ibadah-ibadah lainnya meskipun ia belum dapat melakukannya. Jika telah mencapai usia 7 tahun, mulailah perintahkan untuk sholat, kemudian setelah usia 10 tahun, jika ia telah diperintahkan sholat namun tetap melinggalkannya maka ia harus dipukul, sebagaimana sabda Nabi saw: ”Apabila anak telah mencapai usia tujuh tahun, perintahkanlah dia untuk melaksanakan shalat. Dan pada saat usianya mencapai sepuluh tahun, pukullah dia apabila meninggalkannya.” (Riwayat Abu Dawud).
Untuk pendidikan formalnya sekolahkanlah ia, jika pendidikan agamanya dirasa kurang cukup, maka tambahkanlah dengan mengikuti pengajian atau mungkin dititipkan di pesantren. Tanggung jawab orang tua tidak terlepas hanya sampai pada menyekolahkannya saja, tetapi terus berlanjut hingga anaknya dewasa bahkan hingga akhir hayat. Termasuk pula dalam memilihkan jodoh bagi anaknya, harus ada campur tangan orang tua walaupun orang tua hendaknya tidak boleh terlalu memaksakan kehendaknya, dan percayakan bahwa ia telah mampu untuk hidup mandiri dan memahami tanggung jawabnya sendiri.

Sumber Gambar : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRCxZlQ2DcyC2qi4eBJbzLgGVG8yJYiqNm64116fG2hAfse6LA7IP9alLPRccG4yoEScUEizctLoJBag85eARk5Ex4vSEhWflAuVyXe70Nnrd3UAKvGOQ0RQcix-8klJCGb0HJXvIKKGMl/s1600/Urgensi+Pendidikan+Islam+di+Lingkungan+Keluarga+Dalam+Pembinaan+Akhlak+Anak.png

1 comment:

  1. 5 steps to become a sports betting pro? - casinofib william hill william hill happyluke happyluke 890Viva Vegas Online | Play with best Viva Vegas Casino

    ReplyDelete