Monday, January 9, 2017

TAFSIR AL-QURAN SURAT AT-TAHRIM [66] AYAT 6




TAFSIR AL-QURAN SURAT AT-TAHRIM [66] AYAT 6



يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

 “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”


“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” Yaitu kamu perintahkan dirimu dan keluargamu yang terdiri dari isrti, anak, saudara, kerabat, pembantu perempuan dan pembantu laki-laki untuk taat kepada Allah. Dan kamu larang dirimu beserta semua orang yang berada dibawah tanggung jawabmu untuk untuk tidak melakukan kemaksiatan kepada Allah. Kamu ajari dan didik mereka serta pimpin mereka dengan perintah Allah, kamu perintahkan mereka untuk melaksanakannya dan kamu bantu mereka untuk merealisasikannya. Bila kamu melihat ada orang yang berbuat maksiat maka cegah dan larang mereka. Ini merupakan kewajiban setiap muslim, yaitu mengajarkan kepada orang yang berada dibawah tanggung jawabnya segala sesuatu yang telah diwajibkan dan dilarang oleh Allah SWT kepada mereka.
Makna ayat diatas sejalan dengan hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Daud bahwa Rasulullah saw bersabda:
مُرُوْا الصَّبِيَّ بِالصَّلاةِ اِذَا بَلَغَ سَبْعَ سِنِيْنَ فَاِذَا بَلَغَ عَشَرَ سِنِيْنَ فَاضْرِبُوْهُ عَلَيْهَا
“Perintahkanlah anak-anakmu mengerjakan sholat bila telah mencapai usia tujuh tahun. Bila telah mencapai sepuluh tahun, pukullah mereka bila tidak mau mengerjalkannya.”
Para ahli fiqih mengatakan, demikian pula halnya dengan puasa, agar anak-anak terlatih dalam melakukan peribadatan sehingga di kala dewasa nanti mereka akan tetap menjalani hidup dengan ibadah dan ketaatan, menjauhi kemaksiatan dan meninggalkan kemunkaran.
“Api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.” (Al-Hijarah) dalam ayat ini ada yang mengatakan sebagai patung-patung yang mereka sembah. Ibnu Mas’ud mengatakan “batu belerang” Mujahid mengatakan, “batu yang baunya lebih busuk dari pada bangkai.”
“Penjaganya malaikat-malaikat yang kasar.” Yaitu yang tabiatnya kasar. Allah telah mencabut dari hati-hati mereka rasa kasih sayang terhadap orang kafir. “dan keras” yaitu susunan tubuh mereka sangat keras, tebal dan penampilannya yang mengerikan. Wajah-wajah mereka hitam dan taring-taring mereka menakutkan. Tidak tersimpan dalam hati mereka masing-masing rasa kasih sayang terhadap orang-orang kafir, walaupun sebesar dzarrah.“Tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” Yaitu mereka tidak pernah menangguhkan bila dating perintah dari Allah walaupun sekejap mata, padahal mereka bisa saja melakukan hal itu dan mereka tidak mengenal lelah. Mereka itulah malaikat Zabaniah. –kita berlindung kepada Allah dari mereka–


Hai orang-orang yang beriman peliharalah diri kamu antara lain dengan meneladani Nabi, dan pelihara juga keluarga kamu, yakni istri, anak-anak dan seluruh yang berada di bawah tanggung jawab kamu, dengan membimbing dan mendidik mereka agar kamu semua terhindar dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia-manusia yang kafir dan juga batu-batu antara lain yang dijadikan berhala-berhala. Diatasnya, yakni yang menangani neraka itu dan bertuga menyiksa penghuni-penghuninya, adalah malaikat-malaikat yang kasar-kasar, hati dan perlakuannya, yang keras-keras perlakuannya dalam melakanakan tugas penyiksaan, yang tidak mendurhakai Allah manyangkut apa yang Dia perintahkan kepada mereka sehingga siksa yang mereka jatuhkan –kendati mereka kasar– tidak kurang dan tidak berlebih dari apa yang diperintahkan Allah, yakni sesuai dengan dosa dan kesalahan masing-masing penghuni neraka, dan mereka juga senantiasa dan dari saat ke saat mengerjakan dengan mudah apa yang diperintahkan Allah kepada mereka.


“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah diri-diri kamu dan keluarga-keluarga kamu dari api neraka” (pangkal ayat 6).  Di pangkal ayat ini jelas bahwa semata-semata mengakui beriman saja belumlah cukup. Iman mestilah dipelihara dan dipupuk, terutama sekali dengan dasar iman hendaklah orang menjaga diri dan seisi rumah tangga dari api neraka.
“Yang alat penyalanya ialah manusia dan batu.” Batu-batu adalah barang yang tidak berharga yang tercampak dan tersebar dimana-mana. Pada bukit-bukit dan munggu-munggu (karang yang membukit) yang bertebaran di padang pasir terdapatlah beronggok-onggok batu. Batu itulah yang akan dipergunakan untuk jadi kayu api penyalakan api neraka. Manusia yang durhaka kepada Tuhan, hidup di dunia ini tiadalah bernilai karena telah dipenuhi olah dosa, sudah samalah keadaannya dengan batu-batu yang berserak-serak di tengah pasir, di munggu-munggu dan di bukit-bukit atau di sungai-sungai yang mengalir itu. Gunanya hanyalah untuk menyalakan api. “Yang di atasnya ialah malaikat-malaikat yang kasar lagi keras sikap.” Disebut di atasnya karena Allah memberikan kekuasaan kepada malaikat-malaikat itu menjaga dan mengawal neraka itu, agar apinya selalu bernyala, agar alat penyalanya selalu sedia, baik batu ataupun manusia. Sikap malaikat-malaikat pengawal dan penjaga neraka mesti kasar, tidak ada lemah lembutnya, keras sikapnya, tidak ada tenggang-menenggang. Karena itulah sikap yang sesuai dengan suasana api neraka sebagai tempat yang disediakan Allah buat menghukum orang yang bersalah.
“Tidak mendurhakai Allah pada apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan mereka kerjakan apa yang disuruhkan” (ujung ayat 6). Ujung ayat menunjukkan bagaimana keras disiplin dan peraturan yang dijalankan dan dijaga oleh malaikat-malaikat itu. Nampaklah bahwa mereka semuanya hanya semata-semata menjalankan perintah Allah dengan patuh dan setia, tidak membantah dan tidak merubah sedikitpun.
Setelah ayat perintah agar seorang Mu’min memelihara diri dan ahlinya dari nyala api neraka ini turun, bertanyalah Sayidina Umar bin Khattab kepada Rasulullah saw: kita telah memelihara diri sendiri dari api neraka, dan bagaimana pula caranya kita memelihara ahli kita dari neraka? Rasulullah menjawab:
تَنْهَوْنَهُمْ عَمَّانَهَاكُمُ اللهُ وَتَأْمُرُوْنَهُمْ بِمَااَمَرَاللهُ
“Kamu laranglah mereka dari segala perbuatan yang dilarang Allah dan kamu suruhkanlah mereka mengerjakan apa yang diperintahkan Allah.” (Riwayat Al-Qusyairi, dalam tafsir Al-Qurthubi)

Wahai orang-orang yang percaya kepada Allah dan Rasul-Nya hendaklah sebagian dari kamu memberitahukan kepada sebagian yang lain, apa yang dapat menjaga dirimu dari api neraka dan menjauhkan kamu dari padanya, yaitu ketaatan kepada Allah dan menuruti segala perintah-Nya. Dan hendaklah kamu mengajarkan kepada keluargamu perbuatan yang dengannya mereka dapat menjaga diri mereka dari api neraka. Dan bawalah mereka dari yang demikian ini melalui nasehat dan pengajaran. Semakna dengan ayat ini ialah firman-Nya:
öãBù&ur y7n=÷dr& Ío4qn=¢Á9$$Î/ ÷ŽÉ9sÜô¹$#ur $pköŽn=tæ  
“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya.” (Thaha [20]: 132)
öÉRr&ur y7s?uŽÏ±tã šúüÎ/tø%F{$#
“Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat.” (Asy-Syu’ara [26]: 214)
Telah diriwayatkan, bahwa Umar berkata ketika turun ayat itu, “Wahai Rasulullah, kita menjaga diri kita sendiri, tetapi bagaimana kita menjaga keluarga kita?” Rasulullah saw menjawab,”Kamu larang mereka mengerjakan apa yang dilarang Allah untukmu, dan kamu perintahkan kepada mereka apa yang diperintahkan Allah kepadamu, itulah penjagaan antara diri mereka dengan neraka. Telah dikeluarkan oleh Ibnu Munzir dan Al-Hakim di dalam Jama’ah Akharin, dari Ali Karamallahu wajhah, bahwa dia mengatakan tentang ayat itu, “Ajarilah dirimu dan keluargamu kebaikan dan didiklah mereka.” Yang dimaksud dengan al-ahl (keluarga) di sini mencakup isti, anak, budak laki-laki dan perempuan. Di dalam ayat ini terdapat isyarat mengenai kewajiban seseorang suami mempelajari fardu-fardu agama yang diwajibkan baginya dan mengajarkannya kepada mereka. Termuat di dalam hadits:
رَحِمَ اللهُ رَجُلا قَالَ يَااَهْلاهْ : صَلاتَكُمْ صِيَامَكُمْ زَكَاتَكُمْ مِسْكِيْنَكُمْ يَتِيْمَكُمْ جِيْرَانَكُمْ.  لَعَلَّ اللهُ يَجْمَعُكُمْ مَعَهُمْ فِى الْجَنَّةِ
“Allah telah mengasihi seorang lelaki yang mengatakan, wahai keluargaku, jagalah shalatmu, puasamu, zakatmu, orang miskinmu, orang yatimmu dan tetanggamu semoga Allah mengumpulkan kamu dengan mereka di dalam surga”



No comments:

Post a Comment