TAFSIR AL-QURAN SURAT AT-TAHRIM [66] AYAT 6
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ
شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
“Hai orang-orang yang
beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya
adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan.”
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka.” Yaitu kamu perintahkan dirimu dan keluargamu yang
terdiri dari isrti, anak, saudara, kerabat, pembantu perempuan dan pembantu
laki-laki untuk taat kepada Allah. Dan kamu larang dirimu beserta semua orang
yang berada dibawah tanggung jawabmu untuk untuk tidak melakukan kemaksiatan
kepada Allah. Kamu ajari dan didik mereka serta pimpin mereka dengan perintah
Allah, kamu perintahkan mereka untuk melaksanakannya dan kamu bantu mereka
untuk merealisasikannya. Bila kamu melihat ada orang yang berbuat maksiat maka
cegah dan larang mereka. Ini merupakan kewajiban setiap muslim, yaitu
mengajarkan kepada orang yang berada dibawah tanggung jawabnya segala sesuatu
yang telah diwajibkan dan dilarang oleh Allah SWT kepada mereka.
Makna ayat diatas sejalan dengan hadits yang diriwayatkan
oleh Ahmad dan Abu Daud bahwa Rasulullah saw bersabda:
مُرُوْا الصَّبِيَّ بِالصَّلاةِ اِذَا بَلَغَ
سَبْعَ سِنِيْنَ فَاِذَا بَلَغَ عَشَرَ سِنِيْنَ فَاضْرِبُوْهُ عَلَيْهَا
“Perintahkanlah anak-anakmu mengerjakan sholat bila telah
mencapai usia tujuh tahun. Bila telah mencapai sepuluh tahun, pukullah mereka
bila tidak mau mengerjalkannya.”
Para ahli fiqih mengatakan, demikian pula halnya dengan
puasa, agar anak-anak terlatih dalam melakukan peribadatan sehingga di kala
dewasa nanti mereka akan tetap menjalani hidup dengan ibadah dan ketaatan,
menjauhi kemaksiatan dan meninggalkan kemunkaran.
“Api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.” (Al-Hijarah)
dalam ayat ini ada yang mengatakan sebagai patung-patung yang mereka sembah.
Ibnu Mas’ud mengatakan “batu belerang” Mujahid mengatakan, “batu yang baunya
lebih busuk dari pada bangkai.”
“Penjaganya malaikat-malaikat yang kasar.” Yaitu yang
tabiatnya kasar. Allah telah mencabut dari hati-hati mereka rasa kasih sayang
terhadap orang kafir. “dan keras” yaitu susunan tubuh mereka sangat keras,
tebal dan penampilannya yang mengerikan. Wajah-wajah mereka hitam dan
taring-taring mereka menakutkan. Tidak tersimpan dalam hati mereka
masing-masing rasa kasih sayang terhadap orang-orang kafir, walaupun sebesar
dzarrah.“Tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” Yaitu mereka tidak
pernah menangguhkan bila dating perintah dari Allah walaupun sekejap mata,
padahal mereka bisa saja melakukan hal itu dan mereka tidak mengenal lelah.
Mereka itulah malaikat Zabaniah. –kita berlindung kepada Allah dari mereka–
Hai orang-orang yang beriman peliharalah diri kamu antara
lain dengan meneladani Nabi, dan pelihara juga keluarga kamu, yakni istri,
anak-anak dan seluruh yang berada di bawah tanggung jawab kamu, dengan
membimbing dan mendidik mereka agar kamu semua terhindar dari api neraka yang
bahan bakarnya adalah manusia-manusia yang kafir dan juga batu-batu antara lain
yang dijadikan berhala-berhala. Diatasnya, yakni yang menangani neraka itu dan
bertuga menyiksa penghuni-penghuninya, adalah malaikat-malaikat yang
kasar-kasar, hati dan perlakuannya, yang keras-keras perlakuannya dalam
melakanakan tugas penyiksaan, yang tidak mendurhakai Allah manyangkut apa yang
Dia perintahkan kepada mereka sehingga siksa yang mereka jatuhkan –kendati
mereka kasar– tidak kurang dan tidak berlebih dari apa yang diperintahkan
Allah, yakni sesuai dengan dosa dan kesalahan masing-masing penghuni neraka, dan
mereka juga senantiasa dan dari saat ke saat mengerjakan dengan mudah apa yang
diperintahkan Allah kepada mereka.
“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah diri-diri kamu
dan keluarga-keluarga kamu dari api neraka” (pangkal ayat 6). Di pangkal ayat ini jelas bahwa semata-semata
mengakui beriman saja belumlah cukup. Iman mestilah dipelihara dan dipupuk,
terutama sekali dengan dasar iman hendaklah orang menjaga diri dan seisi rumah
tangga dari api neraka.
“Yang alat penyalanya ialah manusia dan batu.” Batu-batu
adalah barang yang tidak berharga yang tercampak dan tersebar dimana-mana. Pada
bukit-bukit dan munggu-munggu (karang yang membukit) yang bertebaran di padang
pasir terdapatlah beronggok-onggok batu. Batu itulah yang akan dipergunakan
untuk jadi kayu api penyalakan api neraka. Manusia yang durhaka kepada Tuhan,
hidup di dunia ini tiadalah bernilai karena telah dipenuhi olah dosa, sudah
samalah keadaannya dengan batu-batu yang berserak-serak di tengah pasir, di munggu-munggu
dan di bukit-bukit atau di sungai-sungai yang mengalir itu. Gunanya hanyalah
untuk menyalakan api. “Yang di atasnya ialah malaikat-malaikat yang kasar lagi
keras sikap.” Disebut di atasnya karena Allah memberikan kekuasaan kepada
malaikat-malaikat itu menjaga dan mengawal neraka itu, agar apinya selalu
bernyala, agar alat penyalanya selalu sedia, baik batu ataupun manusia. Sikap
malaikat-malaikat pengawal dan penjaga neraka mesti kasar, tidak ada lemah
lembutnya, keras sikapnya, tidak ada tenggang-menenggang. Karena itulah sikap
yang sesuai dengan suasana api neraka sebagai tempat yang disediakan Allah buat
menghukum orang yang bersalah.
“Tidak mendurhakai Allah pada apa yang Dia perintahkan
kepada mereka dan mereka kerjakan apa yang disuruhkan” (ujung ayat 6). Ujung
ayat menunjukkan bagaimana keras disiplin dan peraturan yang dijalankan dan
dijaga oleh malaikat-malaikat itu. Nampaklah bahwa mereka semuanya hanya
semata-semata menjalankan perintah Allah dengan patuh dan setia, tidak
membantah dan tidak merubah sedikitpun.
Setelah ayat perintah agar seorang Mu’min memelihara diri
dan ahlinya dari nyala api neraka ini turun, bertanyalah Sayidina Umar bin
Khattab kepada Rasulullah saw: kita telah memelihara diri sendiri dari api
neraka, dan bagaimana pula caranya kita memelihara ahli kita dari neraka?
Rasulullah menjawab:
تَنْهَوْنَهُمْ عَمَّانَهَاكُمُ اللهُ وَتَأْمُرُوْنَهُمْ
بِمَااَمَرَاللهُ
“Kamu laranglah mereka dari segala perbuatan yang dilarang Allah
dan kamu suruhkanlah mereka mengerjakan apa yang diperintahkan Allah.” (Riwayat
Al-Qusyairi, dalam tafsir Al-Qurthubi)
Wahai orang-orang yang percaya kepada Allah dan Rasul-Nya
hendaklah sebagian dari kamu memberitahukan kepada sebagian yang lain, apa yang
dapat menjaga dirimu dari api neraka dan menjauhkan kamu dari padanya, yaitu
ketaatan kepada Allah dan menuruti segala perintah-Nya. Dan hendaklah kamu
mengajarkan kepada keluargamu perbuatan yang dengannya mereka dapat menjaga
diri mereka dari api neraka. Dan bawalah mereka dari yang demikian ini melalui
nasehat dan pengajaran. Semakna dengan ayat ini ialah firman-Nya:
öãBù&ur
y7n=÷dr&
Ío4qn=¢Á9$$Î/
÷É9sÜô¹$#ur
$pkön=tæ
“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan
bersabarlah kamu dalam mengerjakannya.” (Thaha [20]: 132)
öÉRr&ur
y7s?uϱtã
úüÎ/tø%F{$#
“Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat.” (Asy-Syu’ara [26]: 214)
Telah diriwayatkan, bahwa Umar berkata
ketika turun ayat itu, “Wahai Rasulullah, kita menjaga diri kita
sendiri, tetapi bagaimana kita menjaga keluarga kita?” Rasulullah saw
menjawab,”Kamu larang mereka mengerjakan apa yang dilarang Allah untukmu, dan
kamu perintahkan kepada mereka apa yang diperintahkan Allah kepadamu, itulah
penjagaan antara diri mereka dengan neraka. Telah dikeluarkan oleh Ibnu Munzir
dan Al-Hakim di dalam Jama’ah Akharin, dari Ali Karamallahu wajhah, bahwa dia
mengatakan tentang ayat itu, “Ajarilah dirimu dan keluargamu kebaikan dan
didiklah mereka.” Yang dimaksud dengan al-ahl (keluarga) di sini mencakup isti,
anak, budak laki-laki dan perempuan. Di dalam ayat ini terdapat isyarat
mengenai kewajiban seseorang suami mempelajari fardu-fardu agama yang
diwajibkan baginya dan mengajarkannya kepada mereka. Termuat di dalam hadits:
رَحِمَ اللهُ رَجُلا قَالَ يَااَهْلاهْ
: صَلاتَكُمْ صِيَامَكُمْ زَكَاتَكُمْ مِسْكِيْنَكُمْ يَتِيْمَكُمْ جِيْرَانَكُمْ.
لَعَلَّ اللهُ
يَجْمَعُكُمْ مَعَهُمْ فِى الْجَنَّةِ
“Allah telah mengasihi seorang lelaki yang mengatakan, wahai
keluargaku, jagalah shalatmu, puasamu, zakatmu, orang miskinmu, orang yatimmu
dan tetanggamu semoga Allah mengumpulkan kamu dengan mereka di dalam surga”
No comments:
Post a Comment