Monday, February 6, 2017

Waqof Isim Mutaharik Akhir


Kalo kita mau nge-waqof-in isim yang huruf akhirnya berharkat, maka ada dua kemungkinan. Kemungkinan pertama, huruf akhirnya ha ta’nis, apaan tuh ha ta’nis? Itu tuh ha yang nunjukin tanda muanas atau perempuan. Kemungkinan kedua, huruf akhirnya tuh selain ha ta’nis. Kalo emang huruf akhirnya ha ta’nis, ya gampang aja, tinggal diganti sama ha terus disukunin. Contohnya kalimat hadza fatimatun kalo diwaqofin jadi hadza fatimah.

Lanjut ke kemungkinan yang kedua, kalo huruf akhirnya selain ha ta’nis, maka ada lima cara. Saya jelasin satu-satu:

Pertama disukunin aja huruf akhir itu, cara ini yang paling umum kita temuin kalo mau nge-waqof-in, contohnya kata qoriibun, bentuk waqofnya jadi qoriib.
Cara yang kedua ada yang namanya ruum, cara ruum ini tuh harokat huruf akhirnya tetep dibaca tapi dengan cara ringan atau lembut, contoh lafadz al-‘aziizu, diwaqofin dengan cara ruum jadi al-‘aziizu, huruf u-nya tetep dibaca tapi ga boleh dibaca terlalu jelas.

Cara yang ketiga, kita kenalan sama yang namanya isymam, yakni beradunya dua bibir, jadi di akhir waqof isymam bibir atas sama bibir bawah kita beradu, tapi waqof pake cara ini ada syaratnya, yaitu huruf akhirnya harus berbaris domah, selain domah kita nggak bisa pake cara isymam.

Selanjutnya ialah tad’if, yaitu dengan cara menggandakan huruf akhirnya tetapi tetep disukunin, misalnya lafadz al-jamalu, jadinya al-jamall, huruf l-nya ditebelin. Tapi waqof dengan cara tad’if ini ada tiga syarat, syarat yang pertama huruf akhirnya ga boleh hamzah, terus yang kedua bukan huruf illat yakni huruf alif, wawu, atau ya, tambahan syarat yang ke tiga yaitu huruf sebelum huruf akhirnya ga boleh berharkat sukun, misalnya lafadz himli, ga bisa ditad’if.


Akhirnya sampe di cara yang terkahir, yaitu naql, caranya pindahin harkat huruf terakhir ke huruf sebelum akhir, contoh kata dorba kalo mau diqwaqof naql jadi dorob, dipindahin harkat fathah yang ada di huruf ba ke huruf ro, dan sukun di huruf ro dipindahin ke huruf ba maka jadilah kata dorob. Buat waqof naql ini ada satu syarat, yaitu huruf sebelum akhirnya harus berharkat sukun dan bisa menerima harkat. Soalnya ga bisa kalo huruf sebelumnya bukan berharkat sukun, misalnya ja’rafu, masa jadi ja’rufa? ga mungkinkan? Terus ada juga huruf yang ga bisa nerima harkat, misalnya alif pada kata baabu, karena alif dalam kondisi gimanapun ga bisa dikasih harkat. 

Wallahu a’lam.

Sumber Gambar : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjY7mF_JPNu0DDh2WgQJ0vmM2RO7K1UZ_z6lc9sQqh6cXQdH0A03rr1t1V3l4-69anvsNH8i7m4YbuARvLJFae7NgGNTYfep9hJWad0sGHoul7tbSM4etqabggEvzpbeJyDIcKFVgnYyYs/s640/kitab-kuning.jpg

No comments:

Post a Comment