Al-Qur’an merupakan pedoman
hidup bagi umat Islam. Seyogianya bagi kita orang Islam untuk senantiasa
membaca, mempelajari, dan mengamalkannya. Oleh karena itu, pendidikan Agama
Islam yang paling mendasar adalah tentang kemampuan baca tulis Al-Qur’an. Ibnu
Sina mengungkapkan bahwa keterampilan membaca Al-Qur’an adalah prioritas
pertama dan utama dalam pendidikan Islam. Perintah membaca Al-Qur’an juga
terdapat pada ayat Al-Qur’an itu sendiri, yakni ayat yang pertama kali
diturunkan yaitu, “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang Maha
Menciptakan” (QS. Al-Alaq: 1). Selain ayat tersebut ada pula Hadits Nabi
SAW. yang berbunyi, “Sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari
Al-Qur’an dan mengajarkannya” (HR. Bukhari).
Namun miris sekali jika kita
lihat keadaan anak-anak generasi muda dewasa ini. Jarang anak-anak yang
lidahnya terbiasa melafalkan ayat-ayat suci Al-Qur’an. Bahkan masih banyak
anak-anak muslim yang belum mengenal huruf hijaiyah. Sungguh memprihatinkan.
Ironinya orang tua mereka seakan enggan menghiraukan keadaan ini. Mereka lebih
khawatir anaknya tidak bisa aljabar daripada tidak bisa membaca Al-Qur’an.
Sudah saatnya bagi kita semua untuk
menyadari bahwa betapa pentingya kemampuan baca Al-Qur’an. Karena kemampuan
baca tulis Al-Qur’an seorang anak adalah tanggung jawab kita semua. Bukan hanya
tanggung jawab guru di sekolah yang hanya punya waktu yang terbatas, tetapi
semua anggota masyarakat, terutama orang tua sebagai pendidik pertama dan yang paling
utama. Orang tua harus menjadi yang paling terdepan dalam upaya untuk
mengajarkan anaknya membaca Al-Qur’an.
Kemampuan baca tulis Al-Qur’an
haruslah dimulai sedini mungkin. Sejak kecil, anak harus diperkenalkan dengan
Al-Qur’an, agar tumbuh rasa cinta terhadap Al-Qur’an sehingga mereka terdorong
untuk mempelajarinya. Jika anak sejak kecilnya sudah terbiasa melafalkan
ayat-ayat suci Al-Qur’an, maka ia akan terbiasa untuk terus membacanya hingga
akhir hayatnya.
Dalam mengajarkan Al-Qur’an,
kita juga harus memperhatikan kaidah-kaidah ilmu Tajwid. Agar anak tidak hanya
sekedar mampu mengenal huruf, tetapi anak juga mampu melafalkan huruf-huruf hijaiyah
sesuai dengan makhorijul huruf. Hal ini penting karena jika salah
pengucapannya, maka salah pula artinya dan dapat merusak makna yang terkandung
di dalam bacaan Al-Qur’an tersebut.
Tidak ada alasan bagi setiap
muslim untuk tidak membaca Al-Qur’an, tidak peduli kita berasal dari kalangan
alim ulama atau pedagang kaki lima, para ustadz atau pejabat, orang kaya atau
orang yang hidup apa adanya, selama kita mengaku beragama Islam, maka kita
semua harus mampu membaca Al-Qur’an, terus mempelajari Al-Qur’an, dan
senantiasa mengamalkan Al-Qur’an.
No comments:
Post a Comment