Saturday, October 14, 2017

Hadits tentang Tujuan Pendidikan

1.    Nash dan Terjemah Hadits
حَدَّثَنَا إِسْحَاق أَخْبَرَنَا عَبْد الرَّزَّاق أَخْبَرَنَا مُعَمَّر عَنْ هَمَّام عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ : مَا مِنْ مَوْلُوْدٍ إِلَّا يُولَدُ عَلَى الفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ وَيُنَصِّرَانِهِ كَمَا تُنْتَجُونَ البَهِيْمَةُ هَلْ تَجِدُوْنَ فِيْهَا مِنْ جَدْعَاءَ حَتَّى تَكُوْنُوْا أَنْتُمْ تَجْدَعُوْنَهَا . قَالُوا يَا رَسُولَ الله أَفَرَأَيْتَ مَنْ يَمُوْتُ وَهُوَ صَغِيْرٌ ؟ قَالَ : اللهُ أَعْلَمُ بِمَا كَانْوا عَامِلِيْنَ
“Telah menceritakan kepada kami Ishaq, telah memberitakan kepada kami Abdur Razzaq, telah memberitakan kepada kami Mu’ammar dari Hammam dari Abu Hurairah r.a., ia telah berkata: Rasulullah s.a.w. telah bersabda: Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orang tuanyalah yang membuatnya menjadi seorang Yahudi, atau seorang Nasrani. Sebagaimana binatang itu dilahirkan dengan lengkap. Apakah kamu melihat binatang lahir dengan terputus (hidung, telinga, dan sebagainya)? Mereka bertanya: Wahai Rasulullah bagaimana pendapatmu tentang anak kecil yang meninggal dunia? lalu beliau menjawab: Allah lebih tahu tentang apa yang pernah mereka kerjakan.”[1]

2.    Analisis Kualitas Hadits
Setelah penyusun melakukan takhrij pada hadits di atas, penyususn menemukan 49 hadits serupa yang tersebar di dalam beberapa kitab hadits. Dengan demikian terdapat beberapa jalur periwayatan hadits tersebut. Berikut ini penjabarannya:

NO
NAMA KITAB
JUMLAH HADITS
1
صحيح البخاري
2
2
صحيح مسلم
1
3
سنن أبي داود
1
4
سنن النسائى الصغرى
2
5
مسند أحمد بن حنبل
6
6
المستدرك على الصحيحين
1
7
السنن الكبرى للنسائي
2
8
مسند أبي داود الطيالسي
1
9
مسند ابن أبي شيبة
1
10
البحر الزخار بمسند البزار 10-13
1
11
مسند أبي يعلى الموصلي
1
12
كشف الأستار
1
13
المعجم الأوسط للطبراني
1
14
المعجم الكبير للطبراني
2
15
حديث أبي الفضل الزهري
1
16
جزء من حديث أبي العباس الأصم
1
17
الأربعين المستخرجة من الصحاح من روايات المحمدين
1
18
الفوائد المنتقاة عن الشيوخ الثقات لأبي سعد المظفر
1
19
الرابع من حديث شعبة وسفيان مما أغرب بعضهم على بعض
1
20
كتاب الإغراب للنسائي
1
21
تلخيص المتشابه في الرسم
1
22
السنة لابن أبي عاصم
1
23
السنة لعبد الله بن أحمد
1
24
القدر للفريابي
6
25
الشريعة للآجري
4
26
الإبانة الكبرى لابن بطة
1
27
شرح أصول اعتقاد أهل السنة والجماعة للالكائي
1
28
القضاء والقدر للبيهقي
2
29
التمهيد لابن عبد البر
3
JUMLAH
49


Kemudian hadits tersebut dianalisis dengan cara tashih. Pertama penyusun mengidentifikasi para perawi hadits tersebut. Berikut ini hasilnya:
No
Nama Rawi
Jarh dan Ta’dil
1
Ishaq bin Ibrahim
Tsiqoh, Hafidz, Imam
2
Abdur Rozzaq
Tsiqoh, Hafidz
3
Muammar bin Rosyad
Tsiqoh, Fadhil
4
Hammam bin Munabbih
Tsiqoh
5
Abdurrohman (Abu Hurairoh)
Sahabiy

Berdasarkan data ini, maka kita dapat mengatakan seluruh perawinya ‘adil, matannya mafru dan sanadnya muttasil. Kemudian jika ditinjau berdasarkan i’tibar diwan, hadits ini berada di dalam kitab Shahih, yang diyakini hanya memuat hadits-hadits shahih. Maka dari semua tinjauan ini, dapat dinyatakan bahwa kualitas hadits ini adalah shahih.
              
3.    Analisis Isi Kandungan Hadits
Salah satu tujuan pendidikan itu adalah untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri peserta didiknya yakni yang dikenal dengan konsep fitrah. Dalam hadis di atas dijelaskan bahwa setiap insan itu dilahirkan dalam keadaan memiliki fitrah. Fitrah tersebut dapat dikembangkan sesuai dengan lingkungan pendidikan yang mengitarinya.
Terdapat tiga macam kelompok sosial dalam dunia pendidikan, yang berfungsi sebagai lingkungan pendidikan, yaitu keluarga, masyarakat, dan sekolah. Diantara tiga macam lingkungan pendidikan itu keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang terpenting, karena keluarga adalah lingkungan yang pertama kali memberikan pengalaman pendidikan pada seorang anak.
Dalam pendidikan, Islam memandang adanya pengaruh lingkungan terhadap perkembangan seseorang. Namun tidak berarti manusia itu dilahirkan dalam keadaan seperti kertas putih kosong yang belum ditulisi, tetapi pada setiap diri manusia itu, Allah telah menciptakan fitrah yaitu kesucian iman kepada Allah SWT. Iman yang suci dapat kotor, apabila manusia tidak dapat menggunakan akal sehatnya karena pengaruh lingkungan keluarga.
Hadis diatas dengan tegas menunjukkan, bahwa keluarga (terutama kedua orang tua) bertanggung jawab terhadap anaknya. Apakah anak tersebut tetap pada fitrahnya yaitu beriman kepada Allah Yang Maha Esa, atau malah menyalahi fitrahnya, menjadi pengikut faham lain seperti Yahudi, Nasrani, atau yang lainnya. Maka maksud hadis Nabi tersebut adalah seseorang itu dilahirkan dalam keadaan fitrah, yakni bahwa setiap manusia itu lahir kedunia dalam keadaan membawa potensi atau naluri ke-tauhidan (dalam keadaan beriman kepada Allah SWT. Sebagaimana dalam firman Allah dalam Surah Ar-Ruum ayat 30:
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَعْلَمُونَ
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”
Dalam Ayat tersebut Allah menjelaskan bahwa dia menciptakan manusia menurut fitrah-Nya. Maksud fitrah Allah disini adalah tabiat asli yang diciptakan Allah pada setiap diri manusia, yaitu tabiat beriman kepada Allah SWT (potensi ketauhidan), sesuai dengan hasil pemikiran akal yang sehat.
Jika manusia memiliki rangkaian yang bersifat fitrah, maka kita mesti pula memperbincangkan tentang masalah pendidikan dalam perspektif persoalan fitrah ini. Bahkan istilah pendidikan yang digunakan di sini, pada dasarnya terbentuk atas asas tersebut. Karena yang dimaksud dengan pendidikan adalah rekayasa dan usaha untuk menyempurnakan kecerdasan dan pertumbuhan manusia.[2]
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan besar pendidikan perspektif hadits tersebut adalah untuk mengembangkan potensi manusia, mengarahkan tingkah lakunya agar menjadi lebih baik, memiliki lebih sempurna pengabdiannya kepada Allah SWT, serta memiliki kemanfaatan yang luas bagi manusia lainnya.[3]



[1] Muhammad bin Ismail Al-Bukhari, Al-Jaami’ As-Shahih Juz 4, (Kairo: Al-Maktabah As-Salafiyah, 1978) Hadits No. 6599 Kitab Al-Qadr BAB Allah Maha Mengetahui Segala yang Mereka Kerjakan, h.209
[2] Murtadha Muthahhari, Fitrah, (Jakarta: PT Lentera Basritama, 2001), 2.
[3] M. Ainur Rasyid, Hadits-Hadits Tarbawi, (Yogyakarta: DIVA Press, 2017), 25.

No comments:

Post a Comment